Sabtu, 23 Juli 2011

MALAM SERIBU BULAN




       Sungguh telah aku tutrunkan dia (Al Qur'an) dalam Lailatul Qodar. Tahukah kamu apa itu Lailatul Qodar. Lailatul Qodar itu lebih menjadi pilihan ketimbang seribu bulan. Para malaikat dan (Jibril yang menjadi Ruh), turun di malam itu atas izin Tuhan mereka (mengurai) segala (belitan) urusan. Mereka menyapa "salam" (selamat bagi semua, hamba Allah yang teguh). Malam seribu bulan itu (menebarkan berkahnya) samapai fajar menyingsingkan pijar.

       Ketika datang Lailatul Qodar, Nabi sedang sujud. Bersamaan dengan datangnya, hujan turun dengan derasnya. Air hujan yang pealn-pelan menggenangi tempat sujud Nabi, yang dengan lembut menyapa kulit muka beliau, sama sekali tak mengurangi keasyikan beliau menikmati prosesi malaikat yang dipimpin Jibril turun membelai dan menebar al qadar di muka bumi. Nabi yang tenggelam dalam keasyikannya.

       Keasyikan berbeda yang tak ada seorang perawi pun mengisahkannya secara imajiner, dilukiskan seorang ulama sebagai yang tiada taranya. Terbukti dengan sujud Nabi yang sangat panjang, sangat lama dan tidak mempedulikan bagian gemercik air hujan yang makin lama membahasi pipi-mulia Nabi. Beliau sama sekali tidak bergeming. Tenggelam dalam keasyikan mendalam mengikuti prosesi malaikat dalam tabuh merdu segala merdu. Dlaam kidiung keselamatan membuluh perindu, yang didedangkan tak henti sampai fajar menyapa semesta. Malaikat pun menorehkan keindahan di mana-mana. Di hati pemburu Laialtul Qodar. Di hati kita. Wao! Betapa!

       Kita telah melakukan ancang-ancang sejak awal Ramadhan dan nafsu selama sua puluh hari penuh telah kita latih menyabari amal yang paling membosankan sekalipun. Kita lakukan amal yang di luar Ramadhan tidak pernah kita kerjakan. Tarawih, tadarrus, dan sedekah.

       Kita telah melatih hati dan nafsu kita untuk memiliki ketahanan dan daya tahan kuat demi pahala yang terhitung kelipatannya. Di antara kita bahkan ada yang sudah memulai iktikaf sejak tanggal sebelas, lalu meneruskannya dengan lebih intens hingga Ramadhan berakhir. I'tikaf adalah adalah bagian dari ibadah yang paling ringan. Hanya thenguk-thenguk, duduk diam di masjid, tanpa bacaan, tanpa menggerakkan anggota badan, bahkan terkantuk-kantuk, namun punya nilai dan berpahala.

       Nabi menganjurkan kepada kita menangguk datangnya Lailatul Qodar dengan ber i'tikaf itu, dengan ibadah paling ringan itu. Agar semua kita bisa melaksanakan dan memperoleh keunggulan malam seribu bulan yang dahsyat itu, yang setiap mukmin pasti mendambakannya itu. Allah menggambarkan, Lailatul Qodar (seharusnya) menjadi pilihan ketimbang seribu bulan. Artinya, dia sangat diikhtiarkan sungguh-sungguh oleh setiap shaim. Dan itu tidaklah terlalu berat. Dia berada dalam satu malam pada lima malam (saja) yang dijanjikan pasti datang, yaitu pada malam-malam tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan.

       Begitu menurut Nabi. Di antara kita (dari sekian Muslim yang berpuasa) telah memanjakan nafsu dan keinginan untuk lebih suka bersantai sebelum malam-malam itu menjelang. Tidur dan merenung. Setelah malam-malam itu lewat, kita berbuat sesuka nafsu keinginan kita. Sepanjang tahun. Allah dan Nabi menginginkan agar orang-orang beriman dapat menikmati pemandandan sangat indah, prosesi malaikat yang dipimpin Jibril turun ke bumi dengan gebyar warna-warni indah pelangi yang serasi. Sambil menebar janji pahala tak terhingga kelipatannya, hanya satu malam saja ditangguk oleh shaim yang berlega hati "thaharri berupaya bersungguh-sungguh "menemukannya". Sungguh.

       Kita semua percaya itu, karena kita mukmin yang beriman pada yang ghaib. Prosesi malaikat Laialatul Qodar itu ghaib dan hanya bisa disaksikan dengan mata hati yang tajam, bening, dan bersih dari "roin" (cemar duniawi yang menyaput nurani karena perbuatan tak bermutu yang dilakukan sehari-hari). Selama dua puluh hari kita telah mengelap gemerlap hari kita, membersihkannya dari "roin" sehingga manakala kita berlega hati meneguhkan konsentrasi penuh mencegat iring-iringan prosesi malaikat dan Ruh di malam al-qadar itu, dengan mata hati kita yang telah bening itu, niscaya kita akan dapat menyaksikan keindahan tiada tara itu. Keindahan malam seribu bulan.

       Mudah-mudahan di malam itu kita sempat menggumamkan doa : "Rabbana Inna Ka 'Afuwun Karim, Tuhibbul 'afwa fa'fu anna". "Duh Gusti, Paduka Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, Paduka menyukai pengampunan, ampunkan dosa kami. " Kembalikan Gusti, perekat kebangsaan kami, perekat keindonesiaan kami. Amin.


Kamis, 21 Juli 2011

PEMENANG Vs PECUNDANG



 Pada suatu hari murid bertanya kepada gurunya
Guru, apa yang harus kulakukan agar aku menjadi pemenang dalam kehidupan ini bukan menjadi pecundang ?
Sang guru menjawab, pelajari perbedaan antara keduanya.
Jika pecundang selalu menjadi bagian dari masalah
Pemenang selalu menjadi bagian dari solusi.
Jika pecundang akan selalu punya alasan
Pemenang akan selalu punya program.
Jika pecundang berkata : Itu bukan pekerjaanku !
Pemenang akan berkata : Biar aku yang mengerjakan itu.
Bila pecundang melihat persoalan dari setiap jawaban
Pemenang akan melihat jawaban dari setiap persoalan.
Jika pecundang melihat kesalahan dari setiap persoalan
Pemenang melihat kebaikan dari setiap kesalahan.
Jika pecundang berkata : Itu mungkin dikerjakan, tapi sulit
Pemenang akan berkata : Itu sulit, tapi mungkin untuk dikerjakan.
Kalau kamu mau melakukan seluruh ciri-ciri pemenang, kaulah yang akan menjadi pemenang.

according to the time and the truth :
1. Ketika pemenang melakukan kesalahan ia berkata, “saya salah”. Sedangkan pecundang berkata, “ini bukan salah saya !”.
2. Pemenang berkata, “saya sudah baik, tapi saya bisa lebih baik lagi !”, sedangkan pecundang berkata, “saya tidak sejelek orang lain !”.
3. Pemenang mencoba belajar dari orang yang lebih baik daripada dia. Pecundang selalu mencoba menjatuhkan orang lain.
4. Pemenang berkata, “mari saya kerjakan ini untuk kamu”. Pecundang berkata, “itu bukan pekerjaan saya !”.
5. Pemenang berkata, “pasti ada cara lebih baik mengerjakannya”. Pecundang berkata, “begitulah biasanya dikerjakan disini !”.
6. Pemenang berkata, “ini sulit tapi mungkin”. Pecundang berkata, “ini mungkin tapi sangat sulit”.
7. Pemenang selalu mempunyai rencana-rencana. Pecundang hanya mencari-cari alasan.
8. Pemenang mempunyai komitmen-komitmen. Pecundang hanya berjanji-janji saja.
9. Pemenang selalu menjadi bagian dari jawaban. Pecundang selalu menjadi bagian dari masalah.
10. Pemenang tuntas menyelesaikan masalah. Pecundang selalu tanggung-tanggung dan tidak pernah menyelesaikan masalah.

Minggu, 17 Juli 2011

SEJARAH RAMADHAN



1)  Ramadhan: artinya panas terik
2)  Bulan diturunkan Al-Quran dan disebut (syahru ramadhana)
3)  Terjadinya perang Badar Kubra dan mendapat kemenangan.
4)  Bulan dimana nabi mengambil alih Mekah dari tangan Musyrikin dan berakhirnya penyembahan berhala.
5)  Didalamnya dipilih ada malam al-qadar yakni lebih baik daripada 1000 bulan.
6)  Dipilih untuk ibadat puasa.
7)  Dipilih untuk ibadat-ibadah lain (tadarus Al Quran)
KELEBIHAN BULAN RAMADHAN
1)   Kamu akan di naungi Ramadhan. (bagi yang telah meninggal dunia terlepas dr siksa kubur)
2)   Bulan penuh keberatan
3)   Di malamnya ada lebih baik daripada 1000 bulan
4)   Amal sunat sama dengan solat fardhu
5)   Manakala solat fardhu mendapat 70 kali lipat ganda
6)   Bulan sabar dan pahalanya adalah syurga
7)   Bulan menambah rezeki
8)   Memberi buka puasa banyak pahala
9)   Bulan ampunan - doa yang paling makbul iaitu doa sebelum berbuka puasa. - juga doa pada sepertiga malam.
10) 10 hari pertama adalah mulanya rahmat, 10 hari pertengahan - pengampunan, 10 hari terakhir - kemerdekaan api neraka.

AMALAN-AMALAN DI BULAN RAMADHAN
1)   Mengucapkan Selamat Menyambut Bulan Ramadhan
2)   Menyiapkan pakaian untuk Ramadhan[untuk solat] 3) Niat puasa sebulan pada permulaan Ramadhan[dikawatirkan ada hari yang terlewat tanpa niat]
4)   Hendak tidur bacalah 4 ayat terakhir Surah Al Kahfi supaya dapat bangun malam
5)   Berazam melakukan Terawih
6)   Bertadarus secara bersemak (bukan sendirian)
7)   Solat berjemaah setiap waktu
8)   Solat jemaah di masjid/surau
9)   Amalkan Qiyamulail walaupun pendek
10) Sahur diwaktu akhir
11)  Sahur - untuk mengelakkan pada siang tdk terlalu payah, elakkan makanan pedas dan tutup sahur dengan air susu
12) Mandi Janabat sebelum Imsak
13) Kurangi tidur
14) Tunaikan Solat sunat fajar (Solat Sunat Subuh)
15) Tunaikan Solat Dhuha
16) Tidur waktu luang (satu jam sebelum Zohor)
17) Tunaikan solat Rawatib
18) Jaga pancaindera
19) Elakkan gosok gigi pada waktu petang
20) Hadiri majlis ilmu
21) Berbuat baik pada ibubapa
22) Isteri hendaklah taat pada suami
23) Banyakkan bersedekah
24) Berbuka dengan 3 biji kurma dan air yang belum dipanaskan oleh api
25) Berbuka bersama orang tua
26) Undang tamu berbuka
27) Kurangi berat badan
28) Banyakkan i'tikaf di masjid (lelaki saja)
29) Perbaiki hubungan suami isteri
30) Perbaiki hubungan dengan tetangga
31) Isteri jauhi dari keluar memakai makeup dan perhiasan
32) Elakkan berbelanja berlebihan
33) Kuatkan kesabaran
34) Banyakkan selawat, istighfar, bertasbih
35) Berazam beramal (pada malam Lailatul Qadar)
36) Membangunkan anak dan isteri di mlm Lailatul Qadar
37) Elakkan menonton TV yang mengandung nafsu
38) Elakkan mendengar radio berunsur hiburan
39) Berdoa dengan nada lembut dan khusu'
40) Jauhkan bercumbu dengan suami/isteri siang hari
41) Mendoakan ibu bapa baik yang hidup atau yang meninggal dunia
42) Melazimkan solat tepat waktu
43) Elakkan sebelum berbuka berjalan jalan yang menjadikan pandangan liar
44) Elakkan banyak berhutang
45) Melepaskan perasaan sedih melepaskan Ramadhan ditakuti tidak bertemu lagi dengan Ramadhan akan datang
46) Tunaikan zakat fitrah

CARA BERAMAL DI MALAM LAILATUL QADAR (Malam 21-30):
1) Kepada Orang Tua Lemah
Cara beramal solat Maghrib, Isyak dan Tarawih berjemaah di masjid/surau, ini sudah dikira beramal Al Qadar
2) Orang yang tidak sanggup solat malam yang panjang
- Baca ayat akhir surah Al Baqarah
- Baca ayat Kursi
- Baca surah Yaasin
- Baca surah Al Zalazah
- Baca surah Al Qafirun
- Baca surah Al Ikhlas
3) Bagi orang yang kuat dan cergas
- Bangunkan isteri dan anak
- Mandi
- Solat malam - Tahajjud, Taubat, Tasbih, Hajat, Istikharah, dan baca Al-Quran

NUZUL Al QURAN ( 17 Ramadhan ):
- Tanggal turunnya Al Quran
- Beramallah di malamnya dengan solat malam dan amal2 yang baik

CARA MENYAMBUT HARI RAYA
-   Jangan sekali-kali di sambut dengan hiburan, mercon, pesta lampu dan berbagai kemungkaran dan kemaksiatan
-   Pada petang akhir Ramadhan orang-orang yang meninggal menangis karena peluang untuk berehat telah berakhir. Adalah dianjurkan keluarga menziarahi kubur pada petang akhir Ramadhan atau jika kuburnya jauh, hendaklah Dibaca doa Tahlil selepas solat Asar. Semoga mereka diampuni.
-   Ibnu Abbas r. a pernah mengatakan bahwa roh orang yang meninggal dunia dibenarkan pulang ke rumah anak-anaknya dan berdiri di pintu rumah memohon belas kasihan dari anak-anak mengirimkan bacaan doa, sekurang-kurangnya Al Fatihah sekali untuk mereka
-   Oleh karena itu janganlah terlalu gembira dan ingatlah orang-orang tua yang sudah meninggal, semoga nanti sampai giliran kita maka anak-anak akan ingat kepada kita.

TAKBIR DI MALAM HARI RAYA
       Takbir sebenarnya mempunyai cerita. Menurut riwayat, bermula dari peperangan Ahzab. Peperangan terjadi di musim dingin, kemudian Salman Al Farisi menganjurkan supaya di gali parit (Khandak) di akhirnya peperangan ini diberi pertolongan oleh Allah dan kemudian direkamkan di dalam Takbir.

       Kesimpulannya, Bulan Ramadhan datang setahun sekali dan ia sebaik2 bulan, penuh keberkatan, pengajaran, mendidik mempunyai ketahanan dan penuh dengan amalan2 untuk mendekatkan diri kepada Allah dan hubungan sesama manusia. Oleh karena itu bersiap sedialah dari awal supaya benar2 mengubah sikap yang baik dan seterusnya menjadi insan yang soleh/solehah. Semoga dipertemukan di Ramadhan yang akan datang.

       Do’a untuk menghilangkan panas badan/masuk angin, maklumlah waktu lapar memang mudah masuk angin... . Rujuk pada Surah Al-Anbiyak ayat ke 69. Sebelum minum baca doa dan tiupkan pada air (untuk diri sendiri, anak, istri, suami dll). Insyaallah, coba amalkan.

Jumat, 15 Juli 2011

PEMUDA ISLAM BANGKITLAH !!



TIK : 1. Adik mengetahui tugasnya sebagai seorang pemuda Islam
        2. Adik termotivasi untuk merubah kebiasaan buruknya dan
            meningkatkan ibadahnya
           
            Santai…santai sajalah…masih ada waktu tuk kita. Saantaai..santai sajalah…masih ada waktu tersisa.Lirik lagu yang dibawakan Sania boleh jadi merupakan gambaran konsep waktu bagi sebagian anak muda di negara kita. Bahwa masa muda adalah masa buat happy-happy, yang penting tetep gaya, oke, pinter, dan gaul. Ya nggak ? Padahal, dibalik semua itu sebagai pemuda atau siapa pun yang masih mempunyai semangat dan jiwa muda kita punya tugas dan misi besar.
            Misi yang jauh lebih besar dari misi-misi agen FBI,CIA, bahkan agen Mossad yang tak pernah berhenti untuk menghancurkan umat Islam. Misi yang langsung Allah berikan untuk kita.Misi untuk memberlakukan hukum-hukumNya diseluruh penjuru dunia dan untuk mengalihkan manusia dari penghambaan terhadap sesamanya. Juga untuk membebaskan umat manusia dari alam yang sempit menuju alam bebas merdeka.
            Misi yang sesuai dengan sunatullah penciptaan manusia, yaitu untuk mewujudkan ketaatan dan pengabdian kepada Allah serta untuk menyerahkan diri sepenuhnya terhadap seluruh keputusanNya. Sebagai mana yang dikatakan Allah dalam firmanNya :
" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." ( Adz Dzariyat : 56 )
            Disadari atau tidak masa muda adalah masa yang paling produktif bagi seorang insan. Maka sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan  begitu saja masa muda kita. Masa disaat fisik kita masih sangat kuat, sel-sel otak kita masih cerdas untuk menangkap materi-materi yang kita dapatkan,dan terutama masa yg akan dimintai pertanggungjawabanNya.
            Dengan misi yang teramat berat diatas sebagai seorang pemuda muslim kita harus memiliki lima macam kriteria yang harus kita yakini sepenuhnya, yaitu :
1.    Iman yang kuat
Jagalah dalam hati kalian agar Iman tidak mudah goyah dan surut.Sesuai firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 15.
Iman yang kuat, seperti pohon  yang akarnya menghujam kedalam tanah,  batangnya menjulang kuat, dan diantara daunnya yang rimbun akan dihasilkan buah akhlaq dan amal yang manis rasanya. Maka inilah saatnya memperkokoh iman kita. Mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan  yang akan selalu berputar dalam catatan kehidupan kita.

2.    Keikhlasan yang Sungguh-sungguh
" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam ( menjalankan ) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus."
( Al Bayinah : 5 )
Orang mukmin yang lurus adalah jika pendorong agama didalam hatinya bisa mengalahkan pendorong hawa nafsu, porsi akhirat bisa mengalahkan porsi dunia, mementingkan apa yang ada disisi Allah dari pada apa yang ada disisi manusia, menjadikan niat, perkataan dan amalnya bagi Allah, menjadikan shalat, ibadah, hidup dan matinya bagi Allah, Rabb semesta alam. Inilah ikhlas.Memang bukan hal yang mudah untuk diamalkan, tapi keikhlasan adalah landasan dari amal yang kita kerjakan. Bukankah kita tak ingin sekedar menabung kesia-siaan ??!!

3.    Tekad yang kuat tanpa rasa takut
" (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." ( Al Ahzab : 39 )
Saatnya untuk membangkitkan hamasah ( semangat ) dan azam dalam hati kita. Untuk tetap istiqomah dan memperbaiki  diri agar menjadi insan-insan yang unggul dan bermanfaat bagi sesamanya.Tanpa tekad yang kuat jangan berharap kita akan dapat berubah dan meraih kemenangan.

4.    Usaha yang berkesinambungan
Salah satu yang harus dipenuhi dalam mewujudkan misi kita ialah tidak mengenal rasa jenuh dan malas.
" Dan katakanlah :"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, …"
( QS At Taubah : 105 )
Kemalasan adalah faktor terbesar dari diri kita yang telah begitu lama membuat kita lalai dan terbuai. Padahal tiap detik yang kita lalui akan selalu tercatat dalam kitab amalan kita. Akan ada masa pertanggungjawaban, siapkah kita ,apa yang akan kita katakan saat Allah bertanya untuk apa masa mudamu digunakan ??

5.    Pengorbanan
Pengorbanan adalah sesuatu yang wajar sebagai bukti kecintaan kita pada Allah. Harta, jiwa, raga dan segala macam pengorbanan menjadi konsekuensi yang logis bagi orang yang sedang gila cinta. Adik-adikku,karena itulah besar kecil pengorbanan seorang mukmin juga menjadi tolak ukur seberapa besar cinta dan keimanannya pada Allah dan Rasulnya.

            Pada dasarnya kelima kriteria di atas merupakan ciri khas orang-orang yang menepati janjinya kepada Allah. Ingatlah, sesungguhnya landasan iman adalah jiwa yang suci. Landasan keikhlasan adalah hati yang jernih. Landasan tekad adalah semangat yang kuat membara. Landasan usaha ialah kemauan yang keras dan landasan pengorbanan adalah aqidah yang kokoh.
Kini yang ada dihadapan kita adalah kenyataan bahwa umat Islam tengah berada di persimpangan jalan. Dunia Islam pada umumnya menghadapi benturan keras dari arus ideologi, pemikiran, moralitas, adat istiadat, kebudayaan, dan lain-lain.Mari kita berkaca diri, berapa banyak kita mendengarkan kaset-kaset barat dibandingkan kaset-kaset murotal.Atau berapa sering kita lebih memilih mode barat dibandingkan pakaian yang Islami. Maka tak dapat dipungkiri, bahwa kini masyarakat kita ( dan juga kita ) sedang sakit parah.

            Sakit yang tidak hanya dapat disembuhkan dengan pemeriksaan fisik dan pemberian terapi medikamentosa. Tapi sakit yang membutuhkan pengobatan yang intensif untuk memulihkan kembali kesehatannya. Umat kita mendambakan seorang yang dapat menggandeng tangannya untuk menuju ke atas bahtera keselamatan untuk kemudian berlabuh di pantai kedamaian.Umat kita membutuhkan penyelamatan, petunjuk dan perbaikan.Dan pemuda muslim adalah satu-satunya tempat melabuhkan semua harapan. Pemuda Islamlah penentu kebangkitan dan eksistensinya.

            Maka berilah qudwah ( panutan) yang baik kepada orang lain dalam segala sesuatu. Dan mulailah dari diri kita ( ibda bi'nafsik ). Bangkitlah, dan bercerminlah pada kader-kader mukmin yang digembleng Rasulullah di Darul Arqom.Mereka adalah pemuda-pemuda yang tangguh. Dari tangan merekalah terbit fajar Islam. Bagaimana tidak ? Pada waktu itu usia Rasulullah sendiri pun baru menginjak empat puluh tahun ketika beliau diangkat menjadi rasul. Sedangkan Abu Bakar pada waktu itu berusia tiga tahun lebih muda dari usia Nabi Saw. Bahkan Umar bin Khattab masih berusia 27 tahun dan Ali ra adalah orang termuda dari keempat khalifah tersebut. Juga para mujahid yang tangguh, seperti Abdullah bin Mas'ud, Abdul Rahman bin Auf, Al Arqam bin Arqam, dan puluhan bahkan ratusan pemuda lainnya.

            Dalam mengemban risalah dawah, mereka dengan tabah menanggung siksaan. Mereka rela berkorban demi lancarnya perjuangan Siang dan malam berusaha keras mewujudkan kemenangan gemilang serta keeksistensian Islam.Bagaimana dengan kita ?Perbaikan diri bagaimana pun harus dimulai dari diri kita sendiri, sebelum kita menyeru orang lain dan mengajak sebanyak mungkin saudara-saudara kita menuju surga.Maka inilah saatnya kita mulai tiap detik selangkah lebih baik otreh !

            Janji Allah pasti akan terwujud, bahwa Islam akan kembali berjaya. Maka seperti yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna bahwa "Umat harus bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda." Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan ruhiyah . Pilihan kini berada ditangan kita, untuk menjadi umat pengganti atau yang tergantikan ?? Wallahu alam bishawab.
                        Maroji :
Pesan untuk Pemuda Islam, Abdullah Nashih Ulwah
Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, DR.Ali Abdul Halim Mahmud
Niat dan Ikhlas, Dr. Yusuf Al Qardhawi

SETIAP LANGKAH ADALAH ANUGERAH


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Al-Hasyr : 18)
            Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer pada  tanggal 1 Desember. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang  tak mungkin dilupakannya, bernama Ralph. Ralph yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor.
             Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal yang  dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan  terbuka. Kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat  sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan  arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan  senyum lebar menghiasi wajahnya.
             "Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu ?" tanya sang  profesor. "Melakukan apa ?" kata Ralph. "Dari mana Anda belajar untuk  hidup seperti itu?" "Oh," kata Ralph, "selama perang, saya kira." Lalu  ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang
 tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus  menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di  depan matanya.
 "Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,"katanya. "Saya tak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki.Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini." Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.

BAGAIMANA DENGAN SHOLAT ANDA ?



       Sewaktu pulang dari suatu peperangan, Nabi S.A.W telah bermalam disuatu tempat.Baginda bertanya:
"Siapa yang hendak menjaga kemahku malam ini?"

       Ammar bin Yassir dari kaum Muhajirin dan Abbad bin Basyar dari kaum Ansar telah menawarkan diri masing-masing untuk mengawasi kemah Nabi S.A.W .Kedua-duanya telah ditugaskan berjaga-jaga di puncak sebuah bukit berdekatan dgn.tempat Nabi beristirahat. Abbad berkata kepada Ammar : "Marilah bertugas bergiliran setengah hari yang pertama, aku akan berjaga supaya engkau dapat melelapkan matamu.Kemudian engkau berjaga supaya aku dapat melelapkan mataku." Ammar setuju, dia pun merebahkan badannya lalu tidur dengan nyenyaknya. Sambil menjalankan tugasnya Abbad telah mendirikan sholat.

       Seorang pengintai musuh telah melihatnya lalu melepaskan anak panahnya yang menembus badan Abbad. Melihat keadaan Abbad yang masih berdiri tegak itu, si pengintai tadi melepaskan lagi dua anak panahnya. Abbad kemudian mencabut ketiga anak panah tersebut lantas membangunkankan Ammar. Sementara itu, ketika melihat Ammar bersama-sama Abbad, laskar musuh tadi melarikan diri karena menyangka ada banyak lagi laskar-laskar Islam disitu. Melihat badan Abbad yang berdarah Ammar berkata:
"Subhanallah! Mengapa kamu lambat membangunkan aku?"

Jawab Abbad: "Di dalam Qiraatku, aku telah membaca surah al-Kahfi dan aku enggan memendekkannya.Tetapi ketika anak panah yang ketiga melekat dibadanku, aku merasa bimbang dengan keselamatan Rasulullah. Aku pun segera menamatkan sholatku lalu membangunkanmu. Kalau tidak, sudah tentu aku akan menamatkan pembacaan surah al-Kahfi sebelum ruku' meskipun aku terpaksa mati dipanah musuh itu."

       Oleh karena asyik membaca al-Qur'an, Abbad tidak gentar dengan senjata musuh. Nikmat membaca al-Qur'an menyebabkan dia lupa terhadap badannya yang sakit dan berdarah itu.
Di zaman sekarang ini, gigitan nyamuk sudah bisa menganggu sholat kita.
Begitulah betapa lemahnya iman kita zaman sekarang ini.

Untaian Mutiara Luqman Al-Hakim


(QS Luqman,31:12-34)

  • Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
  • Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
  • Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
  • Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
  • (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
  • Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
  • Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
  • Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
  • Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni`mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
  • Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?
  • Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.
  • Dan barangsiapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
  • Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.
  • Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
  • Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
  • Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
  • Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
  • Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
  • Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
  • Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan ni`mat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) -Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.
  • Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
  • Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.
  • Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

nasehat imam gozali

        Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya....pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". 
Murid-muridnya menjawab "orang tua,guru,kawan,dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185)

       Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua.... "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang -bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawapan yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

       Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawah "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawapan itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

       Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab "besi dan gajah".
Semua jawapan adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

       Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?"...
Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara bermesyuarat kita meninggalkan sholat.

       Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?"...
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang".
Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA" Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Kamis, 14 Juli 2011

CINTA SEJATI SEORANG IBU TERHADAP ANAK-ANAKNYA




       Dia seorang wanita yang sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita masih muda. Setiap tutur kata yang dikeluarkannya selalu menjadi pendorong dan bualan orang sekitarnya. Maklum-lah ia memang seorang penyair dua zaman, maka tidak kurang pula bercakap dalam bentuk syair. Al-Khansa binti Amru demikianlah nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab.

      Dia pernah bersyair mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr:
“Setiap mega terbit, dia mengingatkan aku pada si Sakhr, malang.
Aku pula masih teringatkan dia setiap mega hilang di ufuk barat.
Kalaulah tidak kerana terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, nescaya aku bunuh diriku.”
Setelah Khansa masuk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakannya untuk menye-marakkan semangat para pejuang Islam. Ia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya telah diajar ilmu bersyair dan dididik berjuang dengan berani. Kemudian kesemua puteranya itu telah diserahkannya untuk berjuang demi kemenangan dan kepentingan Islam.
Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil lagi agar jangan takut menghadapi peperangan dan cabaran.

       Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khattab menyediakan satu pasukan tempur untuk menentang Farsi. Semua umat Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang, maka terkumpullah seramai 41,000 orang tentera. Khansa telah mengerahkan keempat-empat puteranya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuang tentera Islam.

       Dengarlah nasihat Khansa kepada putera-puteranya yang sebentar lagi akan mara ke medan perang:
“Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan suka rela pula. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera dari seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara maramu, aku tidak pernah merendahkan keturunan kamu, dan aku tidak pernah mengubah perhubun-gan kamu. Kamu telah tahu tentang pahala yang disediakan oleh Allah kepada kaum muslimin dalam memerangi kaum kafir itu. Ketahuilah bahawasanya kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang binasa.”

       Kemudian Khansa membacakan satu ayat dari surah Ali Imaran yang bermaksud: “Wahai orang yang beri-man! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, moga-moga kamu menjadi orang yang beruntung.” Putera-putera Khansa tertunduk khusyuk mendengar nasihat bonda yang disayanginya.
Seterusnya Khansa berkata: “Jika kalian bangun esok pagi, insya Allah, dalam keadaan selamat, maka ke-luarlah untuk berperang dengan musuh-musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah per-tolongan dari Allah. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperan-gan yang sedang bergejolak masuklah kamu ke dalamnya. Dan dapatkanlah puncanya ketika terjadi perlagaan pertempurannya, semoga kamu akan berjaya mendapatkan balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal.”

       Subuh esoknya semua tentera Islam sudah berada di tikar sholat masing-masing untuk mengerjakan perintah Allah iaitu solat Subuh, kemudian berdoa moga-moga Allah memberikan mereka kemenangan atau syurga. Kemudian Saad bin Abu Waqas panglima besar Islam telah memberikan arahan agar bersiap sedia sebaik saja semboyan perang berbunyi. Perang satu lawan satupun bermula sampai dua hari. Pada hari ketiga bermulalah pertempuran besar-besaran. 41,000 orang tentera Islam melawan tentera Farsi yang berjumlah 200,000 orang. Pasukan Islam mendapat tentangan hebat, namun mereka tetap yakin akan pertolongan Allah.

       Putera-putera Khansa maju untuk merebut peluang memasuki syurga. Berkat dorongan dan nasihat dari bondanya, mereka tidak sedikitpun berasa takut. Sambil mengibas-ngibaskan pedang, salah seorang di antara mereka bersyair:
“Hai saudara-saudaraku!
Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu, telah memanggil kita semalam dan membekalkan nasihat.
Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bernas dan berfaedah.
Insya Allah akan kita buktikan sedikit masa lagi.”
Kemudian ia maju menetak setiap musuh yang datang. Seterusnya disusul pula oleh anak kedua maju dan menentang setiap musuh yang mencabar. Dengan semangat yang berapi-api ia bersyair:
“Demi Allah!
Kami tidak akan melanggar nasihat ibu tua kami
Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati
Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur musuh bersama-sama
Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah.
Anak Khansa yang ketiga pula segera melompat dengan beraninya sambil bersyair:
“Sungguh ibu tua kami kuat keazamannya, tetap tegas dan tidak goncang.
Beliau telah menggalakkan kita agar bertindak cekap dan berakal cemerlang
Itulah nasihat seorang ibu tua yang mengambil berat terhadap anak-anaknya sendiri
Mari! Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri
Dapatkan kemenangan yang bakal membawa kegembiraan di dalam hati.
Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi.”
Akhir sekali anak keempat menghunus pedang dan melompat menyusul abang-abangnya. Untuk menaikkan semangatnya ia pun bersyair:
“Bukanlah aku putera Khansa’, bukanlah aku anak jantan
Dan bukan pula kerana Amru yang pujiannya sudah lama terkenal,
Kalau aku tidak membuat tentera asing yang berkelompok-kelompok itu terjunam ke jurang bahaya, dan mus-nah mangsa oleh senjataku.”

       Bergelutlah keempat-empat putera Khansa dengan tekad bulat untuk mendapatkan syurga diiringi oleh doa munajat ibondanya yang berada di garis belakang. Pertempuran terus hebat. Tentera Islam pada mulanya kebingungan dan kacau bilau kerana pihak Farsi menggunakan tentera bergajah di barisan hadapan, semen-tara tentera pejalan kaki berlindung di belakang binatang tahan lasak itu. Namun tentera Islam dapat mencederakan gajah-gajah itu dengan memanah mata dan bahagian-bahagian lainnya. Gajah yang cedera itu marah dengan menghempaskan tuan yang menungganginya, memijak-mijak tentera Farsi lainnya. Mereka jadi mangsa gajah sendiri. Kesempatan ini dipergunakan oleh pihak Islam untuk memusnahkan mereka.

       Panglima perang bermahkota Farsi dapat dipenggal kepalanya, akhirnya merekapun lari lintang pukang menyeberangi sungai dan dipanah oleh pasukan Islam hingga air sungai menjadi merah. Pasukan Farsi kalah teruk, dari 200,000 tenteranya hanya sebahagian kecil sahaja yang dapat menyelamatkan diri.Umat Islam lega. Kini mereka mengumpul dan mengira tentera Islam yang gugur. Ternyata yang beruntung menemui sya-hid di medan Kadisia itu berjumlah lebih kurang 7,000 orang. Dan daripada 7,000 orang syhuhada itu terbujur empat orang adik beradik anak Khansa.

       Seketika itu juga ramailah tentera Islam yang datang menemui Khansa memberitahukan bahawa keempat empat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang. Al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan:
“Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka, dan aku mengharapkan dari Tu-hanku, agar Dia mengumpulkan aku dengar mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya!”

       Al-Khansa kembali semula ke Madinah bersama para perajurit yang masih hidup dengan meninggalkan ma-yat putera-puteranya di medan pertempuran Kadisia. Dari peristiwa peperangan itu pula wanita penyair ini mendapat gelaran kehormatan ‘Ummu syuhada yang ertinya ibu kepada orang-orang yang mati syahid.